selamat datang

membaca adalah jendela dunia

Senin, 12 September 2011

Hari Kunjung Perpustakaan: Membangun Kedekatan antara Perpustakaan dengan Masyarakat

Hari Kunjung Perpustakaan, ada ya kak? Hehe, aku yang mahasiswa Ilmu Perpustakaan ajah baru tahu lho kak…
Ya, sebagian besar masyarakat Indonesia barangkali tidak banyak yang mengetahui bahwa 14 September adalah Hari Kunjung Perpustakaan. Adanya Hari Kunjung Perpustakaan ini dapat dikatakan memiliki tujuan untuk membangun kedekatan antara perpustakaan dengan masyarakat, menciptakan masyarakat yang gemar membaca dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berbicara mengenai kedekatan antara masyarakat dengan perpustakaan memang masih banyak yang perlu dibenahi. Hingga saat ini, minat masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan masih dikatakan rendah. Rendahnya minat berkunjung ke perpustakaan hampir selalu dikaitkan dengan rendahnya minat baca masyarakat. Namun demikian, perlu dipertanyakan pula bagaimana dengan perpustakaannya sendiri, apakah memang penting untuk sering dikunjungi?
Fungsi Perpustakaan dan Peran Pustakawan
Baiklah, kesampingkan dahulu pertanyaan tersebut. Kita masuk pada fungsi perpustakaan sebagai tempat belajar sepanjang hayat bagi masyarakat di sekitarnya. Perpustakaan merupakan tempat bagi masyarakat untuk belajar secara mandiri dalam menjawab permasalahan kehidupan dan mengembangkan kualitas hidupnya. Perpustakaan sebagai tempat belajar sudah dipahami berbeda dengan sekolah. Perpustakaan sebagai sarana belajar non formal membebaskan peserta belajar dalam memenuhi kebutuhannya akan pengetahuan, sedangkan sekolah tentunya telah mempunyai kurikulum untuk peserta belajar.
Dari perbedaan di atas, tentulah disadari pula bahwa dalam mencerdaskan masyarakat di sekitarnya pustakawan bukanlah guru yang memerankan peran utama dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta belajar. Akan tetapi, pustakawan dapat menjadi fasilitator dalam proses belajar. Dimana pustakawan dapat menumbuhkan dorongan dalam diri peserta belajar/masyarakat keinginan untuk melakukan proses penemuan sepanjang hidupnya terhadap apa saja yang memang dibutuhkannya untuk diketahui.
Jika peran pustakawan sebagai fasilitator dalam proses belajar bagi masyarakat disepakati, selanjutnya di dalam penyelenggaraan perpustakaan peserta belajar/masyarakat juga perlu dilibatkan. Hal ini dikarenakan berdirinya perpustakaan tidak terlepas dari keinginan masyarakat dalam melakukan proses penemuan sepanjang hidupnya terhadap apa saja yang memang dibutuhkannya untuk diketahui. Dengan demikian, peran pustakawan adalah menjaga dan memfasilitasi kebutuhan dan keinginan masyarakat tersebut. Pengadaan buku-buku atau koleksi pun dapat dipecahkan bersama-sama antara pustakawan dengan masyarakat melalui kajian bersama mengenai apa-apa yang dibutuhkan itu.
Sederhananya, perpustakaan perlu dikelola secara partisipatif oleh masyarakat dengan adanya fasilitasi dari pustakawan. Hal ini dikarenakan oleh latar belakang keberadaannya sebagai sarana belajar secara mandiri dan sepanjang hayat bagi masyarakat. Kalau ini dapat diterima dan dijalankan dengan baik, maka permasalahan seperti rendahnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan bisa jadi dapat terpecahkan. Karena barangkali pula rendahnya tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan lebih disebabkan oleh penyelenggaraan perpustakaan yang terlalu kaku dan tidak adanya keselarasan antara kehadiran perpustakaan (baik keberadaannya sendiri dan koleksi yang ada) dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Atau dalam bahasa yang lebih lugas, perpustakaan seperti itu memang tidak penting untuk sering-sering dikunjungi. Ini berarti pula bahwa rendahnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan tidak selalu harus disimpulkan bahwa minat baca/belajar masyarakat itu rendah.
Mengembangkan Kemampuan Pustakawan
Pustakawan juga merupakan bagian dari masyarakat belajar yang perlu terus-menerus belajar dan berinovasi bersama-sama masyarakat untuk maju dan mengembangkan pengetahuannya. Karena tidak jarang pustakawan kadang justru mandeg dalam belajar atau mengembangkan pengetahuan dan tertinggal dari masyarakatnya. Karena itu, pengetahuan yang penting bagi pustakawan salah satunya adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi diri dan masyarakat terkait dengan kebutuhannya dalam menghadapi berbagai tantangan. Artinya, pustakawan juga perlu mengembangkan diri dalam pengetahuan menggunakan sumber-sumber informasi yang cepat dan tepat.
Pengembangan perpustakaan dengan partisipasi masyarakat juga tidak dapat terlepas dari kemampuan pustakawan dalam melakukan fasilitasi kepada masyarakat. Di dalam memfasilitasi masyarakat tentunya seorang pustakawan perlu mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Di samping itu juga perlu kemampuan menganalisa yang baik tentang berbagai hal yang terkait dengan permasalahan masyarakat belajarnya. Dengan demikian, diharapkan dapat terbangun kedekatan antara perpustakaan dengan masyarakat di sekelilingnya. Dan pustakawan tidak lagi digambarkan seperti gambaran masyarakat awam pada tahun-tahun yang lampau dimana pustakawan selalu diasosiasikan sebagai penjaga buku yang kaku di dalam ruangan berdebu, pendiam, dan tidak ramah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar